WELCOME TO MY SITE
maureen-files - Drama Musical Natal 2014
 

Home
Beli Online Buku Anak
Karya Yg Pernah Terbit
Skenario Film Anak
Article dan Inspirasi
Cerpen-Cerber-Dongeng
Panggung Boneka Anak
Drama Anak, Remaja, Umum, Lansia
=> Mari ke Betlehem - drama musical
=> Bersaksi Trus Sampai Tuhan Datang
=> Pergilah ke Seluruh Dunia - Beritakanlah Injil ke Segala Makhluk
=> Versi 2: Pergilah ke Seluruh Dunia - Beritakanlah Injil ke Segala Makhluk
=> Oasis di Tengah Kehidupan
=> Drama Natal 2016
=> Drama untuk Gereja Cimacan
=> Drama Natal Remaja 2016
=> Drama Musical Natal 2014
=> Masa Adven Anak Sekolah Minggu
=> Dramus Natal
=> Kebaktian Alam Terbuka di Ragunan
=> Kebangkitan Kristus Memberi Kekuatan
=> Memuliakan Tuhan dalam Kehidupan Sehari-hari
=> Bersyukur Atas Pelayananku
=> Sebuah Pilihan Hidup
=> Bersyukur Atas Pekerjaanku
=> Keluarga di dalam Tuhan
=> Melayani bukan Dilayani
=> Semua Karena AnugrahNya
=> Draft Dramus Natal
=> Natal di Bukit Bahagia - 2014
Contact

MAUREEN'S COPYRIGHT

Ide Cerita : Ko Hoho, Ci Marsha, Ko David, Ko Rico, Ko Yoyong

Tulisan tebal merah : untuk Sutradara

Tulisan tebal biru : untuk Sound System (efek suara)

Tulisan tebal hijau : untuk setting / background panggung

Tulisan tebal ungu : tim tari

Tulisan tebal coklat : nyanyian / lirik lagu

Tulisan tebal biru muda : untuk lampu sorot / lighting

RINGKASAN / ALUR CERITA :

Opening: Tarian Pembuka – langsung masuk ke cerita

Intro: keluarga harmonis peran utama. Menceritakan kehidupan keluarga yang ideal. No konflik. Mengumbar kasih sayang, peduli satu sama lain, penuh dengan kasih sayang.

·         menggambarkan keluarga kurang mampu yang punya 6 orang anak dengan segala kesulitannya mengatur 6 anak (pakai tari, nyanyi, acting-gabung)

·         Peran Utama pergi ke sekolah minggu, berdua dengan temannya. Di sekolah minggu, uang persembahannya diambil oleh temannya.   (dituangkan dalam bentuk tari – baby one more time-britney)

·         Sepulang sekolah minggu, peran utama melihat anak nakal yang merebut uang persembahan itu, sedang bekerja di sebuah taman bacaan, tempat anak jalanan dan anak kurang mampu bisa membaca dengan bebas. Taman bacaan itu dikelola oleh masyarakat setempat

·         peran utama mengintip/tak sengaja melihat apa yang dilakukan anak nakal. Bagaimana anak nakal itu menerima uang dari pengelola taman bacaan, menimang-nimang uang, lalu berjalan keluar dari taman bacaan.

·         peran utama melihat anak nakal itu merampas / memalak anak yang sedang berjalan/main sepeda di dekatnya. Peran utama segera menegur anak nakal. Anak nakal itu kelihatan tidak senang (marah) lalu pergi

·         Karena penasaran dengan si anak nakal, tanpa disadari peran utama mengikuti anak nakal sampai ke rumahnya.

·         Dari depan rumahnya, peran utama melihat sendiri, bagaimana keluarga anak nakal itu. Hingga akhirnya ia menyadari mengapa anak nakal itu melakukan perbuatan buruk. Tak lain karena ia ingin membantu orang tua dan adik-adiknya.

·         Keesokan harinya, peran utama bertemu dengan si anak nakal, dan berusaha untuk menasehatinya. (dalam bentuk nyanyian) Anak nakal itu tercengang saat mengetahui bahwa peran utama sudah mengetahui kondisi keluarganya. Di jalan, pemeran utama bertemu dengan anak nakal itu lagi. Ternyata anak nakal itu lagi nangis di pinggir jalan. Ternyata anak nakal itu baru saja diomelin oleh orang tuanya. Anak nakal itu dimaki-maki dan akhirnya diusir dari rumah. (minggat aja, gih!)

·         Peran utama yang menjadi iba dengan si anak nakal, mengajaknya pulang ke rumah. Dia diberi es krim, dan makan dengan nikmat. Ternyata anak nakal itu emang ngga pernah makan es krimPemeran utama memberi nasehat. Biar bagaimanapun, anak nakal harus tetap bersyukur. Ia dan ke 6 saudaranya bisa tetap sekolah. Walaupun ortunya selalu sibuk bekerja, itu semua untuk biaya sekolah anak-anaknya. Setiap orang diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, meskipun susah harus tetap bersyukur.

Peran utama mengenalkan anak nakal pada orantuanya, sekaligus berusaha meyakinkan orang tuanya (terjadi argumentasi antara peran utama dengan orang tuanya) agar ortunya mau menolong si anak nakal (dalam bentuk nyanyian)

·         Peran utama dan keluarganya mengunjungi taman bacaan di mana si anak nakal bekerja, untuk memberikan sumbangan buku bacaan dan uang sekolah bagi anak jalanan dan anak yang kurang mampu. (dalam bentuk tarian bersambung dari scene 12 ke scene 13)

·         Peran utama dan keluarganya mengunjungi rumah keluarga anak nakal, dan memberikan bantuan uang untuk keluarga mereka (beasiswa untuk anak-anak yang berjumlah banyak)  + dialog penutup, mengajak keluarga anak nakal untuk merayakan natal bersama di gereja (GKI Samanhudi)

 

Catatan : Ada tambahan tokoh penggembira  (live – tidak rekaman – pakai clip on) untuk menyemarakkan suasana (agar tidak bosan) dan sesekali berinteraksi dengan penonton

Lokasi penggembira, dibuatkan bukit berbatu/ bergunung-gunung untuk tempat bertenggernya burung, bebek, ayam/kodok, ular. TQ

 

**********************************************

Pemain :

Tokoh Live(badut/penggembira suasana) : Burung +  bebek + kodok + ular lucu (GSM + asisten GSM)

Ana : peran utama

Beti : peran pembantu

Codi : tokoh antagonis utama

Anak yang dipalak di jalan : ....

GSM di kelas SM :

Papi Ana : GSM

Mami Ana : GSM

Papa Codi : GSM

Mama Codi : GSM

4 Saudara Codi :

Figuran (teman sekelas SM Ana – cowok – cewek)

Figuran (anak-anak di taman bacaan – cowok – cewek)

Pengelola taman bacaan : GSM

 

**********************************************

Jumlah Scene : 10 (pergantian setting)

Setting Panggung :

1.       Layar Hitam (dance pembuka + jalan setapak/raya + backdrop rak buku taman bacaan anak )

2.       Rumah Ana

3.       Kelas Sekolah Minggu

4.       Rumah Codi

5.       Perbukitan di sisi panggung (untuk bertengger tokoh live)

6.       Papan Nama Jalanan (pakai papan nama yg pernah dipakai natal tahun... ?)

7.       Tulisan Sterofoam (Taman Bacaan Rakyat)

Lagu : 6 nyanyian

Dance : 6 tarian

 

 

Opening - Scene 1

Setting : kelas tari / layar hitam

Tarian pembuka Pak Nyoman – Lagu Natal

 

Pak Nyoman : Ya Cukup! Latihan kita hari ini sudah selesai. Sampai bertemu minggu depan.

 

Anak-anak turun panggung. Ada yang lewat pintu kanan, ada yang lewat pintu kiri, ada yang lewat karpet merah.

 

Beti        : Na! Main ke Malll dulu, yuk!

Ana        : Jangan hari ini, Bet! Aku mesti cepat sampai rumah!

Beti        : Mau ngapain sih?!

Ana        : Aku udah janjian sama Papi dan Mami. Kita mau latihan nyanyi bareng.  Ehm, minggu depan, kami akan mengisi pujian di kebaktian umum. (sambil membereskan tas-sehabis latihan dance)

Beti        : Wow!

Ana        : Aku duluan, yaaa... Daaah... (menggendong tasnya, lalu berjalan meninggalkan Beti, sambil melambaikan tangan)

Beti        : Daah... (ikut melambaikan tangan sambil bengong kecewa – kagum)

(monolog) Yah, gitu deh... Kalau punya keluarga terlalu harmonis. Dikit-dikit bareng keluarga... Bikin sirik aja... Seandainya keluargaku seperti itu juga...

                (keluar panggung)

 

Ganti setting / layar diangkat

Adegan live (pada saat pergantian setting)

 

Burung lompat dari bukit-bukit di sudut panggung kanan - piano

Burung : I-hi-hi-hi... Ikutan aaah... (lalu berjalan sambil merunduk-runduk –seperti sun go kong-menuju ke pintu masuk-konsistori)

Bebek : Ehm, rombongan numpang lewat... (mengikuti di belakang burung sambil bunyi kwek... kwek...)

Kodok : Hei... Tunggu aku, dong... Kalian mau pada ke mana, sih... ? (melompat-lompat seperti kodok)

Ular : Zzzzz.... Namaku ular... Biarpun ular,  aku nggak jahat lho... Lihat nih, aku bisa melompat, berputar, melenggok... (berbicara pada penonton sambil beracting melompat, berputar, melenggok, dengan gerakan/ mimik lucu)

Burung : Hoaaaiii... Buruan... mau lihat lanjutannya nggak.... ? (memanggil rombongan hewan)

Bebek : kwek... mauuuu....

Kodok : Adik-adik penonton.... Kalian mau lihat lanjutannya nggak.... ?

 

SCENE 2

Setting : rumah keluarga harmonis

Papi sedang duduk di depan keyboard sambil main musik. Mami sedang duduk merajut.  Ana pulang.

 

Ana        : Ana pulang... (membuka pintu rumah – masuk ke dalam rumah)

Mami    : Eh, Ana sudah pulang... Lihat nih, Mami sudah siapkan cemilan untukmu!

Ana        : Iya Mi. (cium pipi Mami) Hmmm, enak, Mi. Pasti, bikinan Mami sendiri, kan?

Mami    : Kok tau, sih... ?

Ana        : Iya, dong! Mami kan, emang paling jago buat makanan... Iya kan, Pi?

Mami    : Bisa aja, kamu! Biar dibikinin lagi, yaaa...

Ana        : Mami tau aja, hihihi....

Papi       : Ana... Makan kuenya sambil cerita, dong... Kamu kan habis latihan drama musikal di sekolah minggu?  Gimana latihannya?

Ana        : Seru Pi! Ana dapat peran utama, lho! Ana menjadi tokoh baik yang mengabarkan kebaikan kepada orang-orang yang belum mengenal Yesus.  Semuanya dilakukan dalam bentuk tari dan nyanyi. Pokoknya, seru deh....

Papi       : Wuaaah... Nggak percuma anak Papi pintar menyanyi...

Ana        : Iya Pi. Tapi, suara Ana jadi hampir habis, nih...  

Papi       : Jadi, masih sanggup latihan nyanyi lagi, nggak?

Ana        : Sanggup dong! Kan kita sudah janjian, mau latihan nyanyi sore ini...

Papi       : Ayo kita buktikan!

Ana        : Ayo Mi! Kita latihan nyanyi untuk minggu depan...

Mami    : Ayo... Anak Mami yang satu ini, emang nggak pernah kehilangan semangat!

 

Papi main musik. Ana dan Mami menyanyi. Diiringi papi.

Nyanyian 1

Lampu dimatikan. Lampu menyorot Ana, Papi, mami yang sedang menyanyi.

Pergantian setting masuk scene 3

 

SCENE 3

Setting ruang kelas sekolah (minggu) – memasang beberapa kursi sekolah minggu dan papan tulis

Dance 2 – lagu I have a Joy – march ASM masuk ke ruang Sekolah Minggu (masing-masing bawa kursi plastik kecil, untuk mereka duduk) Lagu dinyanyikan oleh pemain sekitar 0.5 – 1 menit – rekam-baru diberikan kepada P. Nyoman untuk dibuatkan tariannya.

Anak-anak duduk di kursi plastik. GSM menyapa mereka dengan ramah (menceritakan kisah alkitab) Codi menimpuk Ana dengan segenggam kertas (kertas diremas menjadi bola)

 

Ana        : Aduh...

 

Codi nyengir sambil meleletkan lidah.

 

Ana        : Codiii... ! (marah)

Beti        : Heh! Sekali lagi jail, aku laporin ke Kak Dewi! (marah sambil melotot-melotot pada Codi)

Codi       : Ya elaaah... Anak cewek mau sok jago! Mau jadi pahlawan! (berjalan mengambil menghampiri Beti, merampas uang kolekte Beti) Sini!

Beti        : Kaaak.... Codi mengambil uang kolekteku....  (melaporkan Codi pada GSM)

GSM      : Codi! Anak Tuhan tidak boleh mengambil barang milik orang lain. Tuhan nggak suka. Itu dosa! (menyanyikan lagu : anak Tuhan tak boleh nakal, tak boleh jail, tak boleh ngrampas – dalam bentuk gerak dan lagu)

Codi       : Tunggu nanti... Liat aja... (muka marah)

 

Lampu dimatikan

Pergantian Setting masuk Scene 4

Adegan Live

 

Burung : Tuh... bener tuh, kata Kakak Guru Sekolah Minggu.... Anak Tuhan nggak boleh nakal...

Bebek : betul... betul... betul...

Burung : Anak Tuhan juga nggak boleh jail....

Bebek : Betul... Betul... betul...

Burung : anak Tuhan juga nggak boleh suka mengambil barang milik orang lain...

Bebek : betul... betul... betul...

Kodok : ngapain sih kamu... dari tadi betul... betul... betul....

Bebek : hahaha... sekarang kamu ikut-ikutan bilang betul... betul... betul...

Ular : Ehm... Kesimpulannya... Anak Tuhan harus jadi anak yang baik, kan... Seperti aku... (sok imut)

Burung, bebek, Kodok menoyong ular : Huuuu....

Bersama-sama naik ke bukit (sudut panggung dekat piano)

 

SCENE 4

Setting : Rumah Keluarga Codi. Ada kursi panjang (mirip sofa / bale-bale) Ada bantalan kursi. Tikar, tempat anak tidur-tiduran) Mainan anak-anak berserakan. Ember besar dengan tali panjang (untuk anak-anak masuk ke dalamnya)

Efek suara keributan (seperti background lagunya bad / black or white-nya Michael Jackson)

 

Anak 1 : Mainanku hilaaaang..... Siapa yang melihat mainankuuuu... (berteriak masuk panggung)

Anak 2 : Ada apa sih.... Bangunin orang tidur aja... (masuk panggung sambil kucek-kucek mata –

                rambut berantakan-bangun tidur-pakai pijama-bawa guling)

Anak 1  : Ada yang mengambil mainanku... Tadi kutaruh di sini... Sekarang sudah hilang....

Anak 3 : Aku nggak ngambil... (memegang mainan baru di tangan)

Anak 1 menengok anak 3 dengan muka marah, lalu merampas mainan yang ada di tangan anak 3

Anak 1  : Kembalikan mainanku...

Anak 3 : Huaaaaa.... Kak Dani mengambil mainankuuuu.... (menangis kencang)

Anak 4  : Berisik amat sih... Nggak liat orang lagi belajar... (melempar bantal ke anak 3)

Anak 3 : Huaaaa.... Kak Lusi jahaaaattt.... (menangis lebih kencang lagi)

 

Musik masuk (instrumen pembuka)

 

Mama Codi : Ya ampuuuun... Ada apa, ini ... ? (Pake daster, pake rol di rambut- bawa baskom berisi

                adonan kue-tangan belepotan)

Anak 3 : Kak Dani dan Kak Lusi jahaaaaatttt... Huaaaaa.....

Mama Codi : Sudah besar bukannya menjaga adik-adiknya... malah bikin kekacauan... (menoyong

                Dani dan menjewer telinga Lusi- sehingga rambut Dani dan telinga Lusi belepotan)

Dani dan Lusi : Huaaaa... Sakiiitttt....

Papa Codi masuk sambil menggebrak meja / membanting buku di meja (menimbulkan suara keras berdebum)

Papa Codi : Stoooooopppp....

Kebisingan berhenti.

Papa Codi : Apa-apaan ini... ? Setiap hari Papa dan Mama kerja mati-matian, banting tulang untuk makan, biaya sekolah, dan semua kebutuhan kalian... Tapi, apa yang  kalian lakukan? Bisanya cuma membuat kekacauan.... Lakukan sesuatu yang bisa bikin Papa bangga, tauuu... Sekarang, keluar semuanya, dan jangan buat keributan lagi.... Codiiii....

Anak-anak tampak ketakutan melihat papanya marah.

Codi : Ya Pa! Codi bangkit dari duduknya.

Papa Codi : Urus semua adik-adikmu... Ngertiii... ?!

Codi : Iya, Pa!

Papa dan Mama Codi keluar Panggung

Musik masuk

Codi menggendong/mengangkat adik kecilnya masuk ember besar. Lalu menarik ember itu keluar panggung. Menyanyi lagu sedih.

Nyanyian 2

Selingan monolog diantara nyanyian

Doa Codi : Tuhan... Lihatlah aku, anakMu... Sampai kapankah kami harus begini? Papa kerja... Mama kerja.... Adik-adik butuh uang untuk biaya sekolah, makan, beli baju, beli mainan...  Tolong kami, Tuhan...

Lanjutnya menyanyi

 

Lampu dimatikan

Ganti Setting masuk scene 5

Lampu sorot menyoroti tokoh live yang bertengger di perbukitan (dekat piano)

Adegan Live :

 

Ular : Kasian juga, ya Codi... Keadaan di rumahnya benar-benar kacau balau...

Kodok : Iya... Mungkin karena jumlah keluarga mereka terlalu banyak... Dan semuanya, saling berteriak-teriak... Nggak ada kasih di antara mereka...

Ular : Untunglah Codi adalah anak sekolah minggu....

Bebek : Betul... betul... Betul...

Burung : Makanya ia bisa berdoa, untuk meminta pertolongan Tuhan...

Ular : Tapi, Codi sendiri kan termasuk anak nakal di sekolah minggu...

Bebek : Betul... Betul... betul...

Burung : Ingat! Di dalam Tuhan, nggak ada yang nggak mungkin. Tuhan bisa mengubah hati setiap orang. Tuhan bisa membuat yang jahat jadi baik, dan yang nakal jadi nggak nakal lagi... Pasti Tuhan akan membuka jalan buat keluarga mereka... Percayalah...

 

SCENE 5

Setting : Taman Bacaan Rakyat. Ada papan besar bertuliskan taman bacaan rakyat. Boleh baca gratis biar pintar.

Suasana lesehan/pakai tikar. Ada rak-rak buku (backdrop – nempel di layar hitam)

Anak-anak jalanan dan anak kurang mampu tampak membaca buku sambil tiduran / duduk

 

Seorang anak memberikan buku yang baru saja dibaca kepada Codi

Anak A : Ini Kak. Udah selesai baca

Codi : Ya. (mengembalikan ke rak buku)

Codi : Mau pinjam lagi... ?

Anak A : Nggak... Mau ngamen, cari duit. (memperlihatkan kecrikan/tamborinnya-dibunyikan sampai berbunyi krincing-krincing)

Codi : ya sudah! Sana, ngamen...

Anak A berjalan keluar sambil menyanyikan lagu ngamen dan menggoyangkan kecrikannya

 

Dance 3 -  Tari anak jalanan pake kecrikan dan alat2 anak jalanan

Codi ikut Dance / berkeliling di belakang mereka. Kalau mungkin Pengurus Taman Bacaan ikut dance juga. (gerakan dancenya dibuat lucu saja)

 

Selesai dance, semua keluar panggung. Tinggal Pengurus Taman Bacaan dan Codi yang masih ada di tempat itu.

 

Codi duduk di tikar, dekat meja, sambil bengong (acting)

Suara Codi : Seandainya keluargaku punya uang banyak, aku nggak perlu susah payah kerja seperti ini... Jagain taman bacaan, duitnya Cuma dikit. Mending juga jadi pengamen... Ah, malu ah... Jadi pengamen. Ntar kalo teman-teman sekolah tau, bisa-bisa aku diketawain...  (seolah Codi berpikir dan bicara dalam hati)

Efek suara iblis dalam hati Codi : Gimana kalau kamu jadi jambret aja...

Suara Codi : Idih... Nanti dibilang anak nakal... Aku kan anak sekolah minggu...

Efek suara iblis dalam hati Codi : ya udah, jadi tukang palak aja, kaleee.... Nggak bakalan ada yang tau...

Efek suara Codi : bener juga, yaaa...

 

Efek suara langkah kaki (pengawas taman bacaan) : tuk... tuk... tuk...

Pengawas T. Bacaan : Codi! Ini upahmu hari ini...

Codi gelagepan sebentar, lalu mengangsurkan tangan untuk menerima uang dari pengawas

Codi : E-eh... Iya... (lalu menggulung dan memasukkan uang ke saku celananya)

Codi : makasih...

Pengawas T. Bacaan : besok datang lagi, ya...

Codi : Iya...

Ana berjalan tak jauh dari Taman Bacaan, mengerutkan kening melihat Codi menerima uang dari Pengawas Taman Bacaan.

Ana : Lho... Itu kan Codi? Kok dia diberi uang? Emangnya dia kerja? Anak sekecil aku, udah kerja? Apa aku nggak

salah lihat, yaaa... ? (bergumam sendiri)

Codi berjalan keluar dari taman bacaan.

 

Lampu panggung dimatikan.

Ganti setting jalanan-jalan raya/ layar hitam

 

SCENE 6

Setting : layar hitam

Lampu sorot bergantian menyoroti Codi, Ana, dan anak yang akan dipalak

 

Codi mengeluarkan uang dari sakunya. Dihitung lembar demi lembar. Lalu menghela napas.Berjalan lambat berkeliling panggung.

 

Codi : Hu-uh... Masih sedikit... Nggak cukup buat beli kado natal untuk semua adik-adikku...

Tiba-tiba, dari arah yang berlawanan, muncul seorang anak, pakai sepeda mini / jalan kaki.

Lampu menyoroti barang berharga yang bisa dipalak Codi.

Codi : Hmmm... Mangsa empuk, nih...

Codi : Stop! (mencegat anak yang mau dipalak)

Anak yang mau dipalak : Ada apa?

Codi : kesinikan hapemu...

Anak yang dipalak : hapeku? Enak aja... Nggak!

Codi : Kesinikan! (bentak) Kalo enggak, kupukul kamu... !!!

Anak yang mau dipalak : Jangan. Jangan ambil hapeku.

Codi : Hmmhhh... (merampas hape dari tangan anak yang dipalak)

Anak yang dipalak : jangaan... jangan ambil hapeku... nanti aku dimarahi Papi....

 

Lampu panggung dinyalakan

Ana berjalan menghampiri Codi, dan berteriak keras.

 

Ana : Codi! Kamu lagi ngapain?

 

Codi terkejut. Menengok Ana, lalu melihat hape yang baru dirampas di tangannya.

 

Ana : Kamu kan anak Tuhan Yesus. Nggak boleh jahat gitu dong! Masak kamu malakin hape orang... Itu dosa, Codi!!!

 

Codi marah, mengembalikan hape ditangannya ke anak yang dipalak.

 

Codi : Bukan urusanmu!!! (bentak)

 

Lalu Codi pergi meninggalkan Ana dan anak yang dipalak.

Ana bengong. Anak yang dipalak memegangi hapenya dengan lega.

 

Anak yang dipalak : Makasih... Kamu anak sekolah minggu, ya...

Ana : Iya

Anak yang dipalak : pantesan! Anak sekolah minggu biasanya baik. Suka menolong dan peduli pada sesama... Makasih ya...

Ana : iya...

 

Anak yang dipalak berjalan keluar panggung. Ana menghela napas.

 

Ana : Kenapa dia begitu, ya? Aneh... Jangan – jangan... Dia lagi ada masalah... Kata Guru Sekolah Minggu, kita harus menolong teman yang sedang dalam masalah... Walaupun, teman itu nggak baik sama kita... Ehm, kata firman Tuhan, bila ada yang menampar pipi kananmu, maka berikanlah pipi kirimu juga...

 

Ana memegang pipi kanan, lalu memegang pipi kiri

 

Ana : sakit, dong... (sambil meringis menghadap penonton)

Ana : Tapi, demi kebaikan! Semangaaaat... !!! (mengacungkan tinju ke atas)

 

Ana berjalan mengikuti Codi – Codi keluar panggung

 

Ana menyanyi sendiri, diiringi oleh dancer berkostum bunga atau apa saja yang kembar

Nyanyian 3 : tentang niat untuk menolong teman / peduli pada kesulitan teman

 

Lampu panggung dimatikan

Setting diubah menjadi setting rumah Codi

 

SCENE 7

Setting : Rumah Codi

 

Anak 3 : Holeeee... (maksudnya horee) Kakak pulaaang....

Anak 1 : Kakak bawa apa... ?

Codi : Cuma bawa gorengan... ini bagi-bagi yaaa...

Anak 2 : Aku mau duaaa (merebut kantung gorengan dari tangan anak 1)

Anak 1 : Aku duluan.... (bentak anak 2)

Codi : Duuuh... Jangan ribut dong.... Semua satu-satu....

Anak 4 : Kaaak... Aku mau juga dooong...

Semua anak : Aku mauuu... Aku mauuuu... Aku maaauuuu....

 

Instrumen musik masuk...

Efek suara kertas bungkus gorengan sobek. Isinya jatuh berhamburan.

Codi marah, membentak semua adik-adiknya.

 

Codi : Kalian gimana, sih... ? Nggak bisa kalau nggak berebutan... ?

 

Anak-anak bergerak minggir, buat formasi, dengan muka sedih, menunduk. Ada yang pegang gorengan. Ada yang pegang kertas sobek. Ada yang menggigiti ujung baju.

 

Codi : Gorengan itu upah kakak menjaga taman bacaan dalam sehari. Sekarang, semuanya ngggak bisa dimakan lagi...

Anak yang pegang gorengan : Aku masih punya satu, kak...

Anak yang pegang sobekan kertas : Aku nggak dapeeettt... (mulai merengek nangis)

Anak yang lain : aku juga ngga dapeeet kaaaak.... (ikut merengek bergantian – buat suara bising)

Codi menjerit sambil menutupi kedua telinganya : Huaaaa.... Pusiiingggg....

 

Instrumen masuk (mengeras, kurang lebih seperti lagu back street boys alright) – dance : Lagu tentang berbagi

 

Dance 4  : Codi dan adik-adiknya. Gerakan dance tentang berebut makanan. Sebentar saja, 0.5 menit.

 

Lampu dimatikan

Setting Panggung ganti masuk scene 8

Lampu sorot ke tokoh live di sudut perbukitan

 

Adegan Live :

 

Kodok : Masalah.... Dia benar-benar dalam masalah...

Ular : Iya... Kasian juga, dia yaaa...

Bebek : Betul... Betul... Betul... Kwek...

Ular : kamu bisanya Cuma bilang betul, betul, betul... ngomong yang lain, gituuu...

Bebek : kwek...

Burung : Eh, dengerin aku deh... Kira-kira, Ana bisa nggak membantu Codi... ?

Kodok : Nggak bisa...

Burung : Kenapa nggak bisa?

Kodok : Karena Codi nakal. Sekali bentak, Ana pasti mengkeret...

Ular : Masak, sih....

Burung : Kalau gitu, kita buktiin aja....

 

SCENE 8

Setting : layar hitam

Dance 5 & Nyanyi 4

Bunga dan Pohon dan Hewan yang ada dikebun, masuk ke panggung, untuk menjadi penari latar.

Ana menyanyikan lagu, bersahut – sahutan dengan Codi, duet

Isinya tentang niat ana membantu menolong Codi. Codi dari tidak mau (gengsi) akhirnya mau diajak (Codi digandeng oleh Ana)

 

Dialog diantara nyanyian :

 

Ana : Codi, percayalah... Kami pasti bisa menolongmu...

Codi : Nggak, Ana... Aku malu....

Ana : Codi, bukan kebetulan kamu menjadi teman sekolah mingguku. Agar kita bisa saling tolong menolong.

Codi : Ana. Aku kan sering nakal dan jail sama kamu. Kenapa kamu mau menolongku?

Ana : Jangan tanya aku, Codi. Bukan aku yang menolongmu. Tapi Tuhan Yesus sendiri yang menolongmu, melalui aku.

 

Menyanyi dan menari lagi sampai selesai.

Semua keluar panggung.

Lampu dimatikan.

Ganti Setting ke rumah Ana

 

SCENE 9

Setting : Rumah Ana.

Papi duduk di keyboard. Mami merajut. Di meja ada beberapa kue dan cemilan.

Ana duduk di salah satu kursi, dan bercerita tentang Codi, dengan mengebu-ngebu.

 

Ana : Serius, Pi. Untuk beli gorengan aja, dia harus kerja. Dan yang lebih parah lagi... Upahnya sehari, cuma cukup untuk beli gorengan buat adik-adiknya.

Mami : kasian juga, temanmu itu, ya... (sesekali melirik Ana, sambil terus merajut)

Ana : namanya Codi, Mi. Adiknya banyak, ada 4. Dan dia harus mengurus adik-adiknya yang masih kecil itu....

Papi : hmmm... (memainkan keyboard)

Ana : Bahkan... Dia hampir saja memalak anak di jalan... katanya, untuk dibelikan kado natal untuk adik-adiknya yang masih kecil.

Mami : Oh yaaa... Memalak itu kan perbuatan buruk.... Tapi, dia berbuat begitu untuk adik-adiknya, ya... ?

Papi : sebenarnya dia adalah anak yang baik...

Ana : Benarrr... Ana pikir begitu. Biarpun jail dan sering berbuat onar, Codi rajin ke sekolah minggu. Jadi, Mami dan Papi harus membantunya... (bangkit dari duduknya, sambil berusaha membujuk kedua orangtuanya untuk membantu Codi)

Papi : Membantunya... ? (mengerutkan kening)

Ana : Iya...

Mami : Maksudmu, kamu mau agar kita membantu Codi, temanmu itu?

Ana : Iyaa... Membantu Codi, keluarganya, dan taman bacaan untuk anak tak mampu itu, Mi... Kasihan mereka...

Papi : Hmmm... Papi pikirkan dulu, yaaa....

Ana : Pikirkan apa lagi, Pi... ?! Tuhan Yesus sendiri yang menyuruh kita untuk mengasihi orang lain, seperti diri kita sendiri. Sekarang, ada teman sekolah mingguku yang sedang dalam masalah. Masak Papi dan Mami nggak tergerak untuk menolong?

 

Menyanyi bersama : lirik tentang peduli sesama, untuk menolong orang lain yang dalam masalah

Nyanyian 5

 

Dialog diantara nyanyian :

Papi : Baiklah... Papi sudah memutuskan. Kita akan bantu teman sekolah minggumu... Iya, kan Mi... ? (menengok Mami)

Ana ikut menatap Mami dengan penuh harap

Mami : Ya... Kita akan bantu biaya sekolah mereka... Dan kalau mereka ingin jajan, kamu bisa membawakan kue-kue buatan Mami, untuk mereka....

Ekspresi muka Ana sumringah, cerah, bersemangat...

Papi : Dan... Kayaknya... Papi juga tertarik menyumbang buku-buku berpendidikan untuk Taman Bacaan tempat temanmu bekerja...

Ana : Wuooowww.... Papi kereeen....

Ana memeluk Papi : Makasih banyak, Pi....

Ana memeluk Mami : Makasih banyak, Mi....

Ana : Inilah Natal yang sesungguhnya. Dimana kita bisa berbagi untuk sesama... Benar, kan Pi... ? benar kan, Mi... ? (berdiri di tengah-tengah, tangan kiri memeluk Papi, tangan kanan memeluk Mami, menghadap ke penonton)

Papi : Ya... (mengangguk-angguk)

Mami : Ya... (mengangguk-angguk – tersenyum)

 

Nyanyian dilanjutkan sampai selesai

 

SCENE 10

Setting : Layar Hitam

Musik meriah. Lagu Natal berkumandang.

Lampu dinyalakan berkelap kelip.

Anak jalanan dan anak kurang mampu masuk dari pintu kiri (setting dibuat bertuliskan Taman Bacaan Rakyat)

Anak –anak dan keluarga Codi masuk dari pintu kanan (kalau mungkin dibuat setting rumah Codi)

Menyanyi 6 dan Menari bersama 6 - Kolosal (ending)

Lirik tentang betapa bahagianya bila kita hidup saling mengasihi. Saling peduli. Saling menyayangi.

 

Dialog diantara tarian dan nyanyian :

Papi : Di hari Natal ini, kami ingin berbagi kepada adik-adik sekalian yang hobi membaca di taman bacaan ini. Semoga buku-buku yang kami bawakan ini bisa membuat kalian semakin pandai, pintar, dan menjadi orang berguna di masa datang...

Anak-anak jalanan dan kurang mampu : Horeeee... terima kasih oom dan tante....

Papi : Dan buat Codi dan adik-adiknya... Kami akan membantu biaya pendidikan mereka sampai SMU...

Codi : Wuooowww....

Adik-adik Codi : Horeeee.... Horeeeee.....

Papa Codi : Dengan cara apa kami berterima kasih, Pak...

Papi : Berterima kasihlah kepada Tuhan. Ia yang mempertemukan Codi dengan Ana, dan kita semua... Semoga Natal ini menjadi Natal yang terindah bagi kita semua...

Mama Codi : Iya... Ini Natal yang luar biasa. Tuhan sendiri yang telah menjenguk keluarga kami, melalui tangan kalian... Terima kasih Pak, Bu, Ana.... Terima kasih Yesus....

Nyanyi

Mami : satu lagi untuk kalian (memperlihatkan kartu natal besar / undangan natal)

Mami : Ini adalah undangan Natal buat kalian semua.

Semua anak bersorak : Horeeee.....

 

Dialog Live :

Tokoh live di sisi bukit ikut bersorak : Horeeeee (tos satu sama lain)

Burung : ternyata Ana berhasil!

Bebek : betul... betul... betul... kwek...

Kodok : Ya... Di dalam Tuhan, nggak ada yang nggak mungkin...

Bebek : Betul... Betul... Betul...

Ular : Oooh... (mengeluh) apa kamu punya kata lain selain bilang betul, betul, betul... ?

Bebek : Kwek... Kok kamu malah ikutan bilang betul, betul, betul, sih....

 

Lagu diteruskan dengan medley dengan lagu we wish you a merry christmas

Anak-anak teman sekolah minggu Ana muncul dari karpet merah sambil berlari dan membawa balon/plenak plenik Natal.

Menyanyikan dan menarikan lagu we wish you merry christmas bersama, sambil menari dan bersalam-salaman

 

Ditutup dengan MC : dramus selesai (dilanjutkan dengan makan malam / acara berikutnya)

 

*****************************************************

 

Keterangan Tambahan :

 

Setting Panggung :

8.       Layar Hitam (dance pembuka + jalan setapak/raya + backdrop rak buku taman bacaan anak )

9.       Rumah Ana

10.   Kelas Sekolah Minggu

11.   Rumah Codi

12.   Perbukitan di sisi panggung (untuk bertengger tokoh live)

13.   Papan Nama Jalanan (pakai papan nama yg pernah dipakai natal tahun... ?)

14.   Tulisan Sterofoam (Taman Bacaan Rakyat)

 

Lagu : 6 nyanyian

Dance : 6 tarian

 
Today, there have been 82 visitors (119 hits) on this page!
Hai....



Terima kasih sudah mengunjugi websiteku....



Di sini, teman-teman bisa membaca karya-karyaku, baik yang pernah diterbitkan di majalah, dipentaskan di panggung, difilmkan, sampai naskah-naskah yang batal terbit atau batal dipentaskan..



Selamat membaca dan semoga teman-teman menyukainya...



God Bless U All



link to : may-belle.webs.com
ANYONE PLS CONTACT ME AT : maureenmaybelle@yahoo.com This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free